Bakteri Penyebab Obesitas Akhirnya Ditemukan

Obesitas kini telah menjadi epidemi global. Meski gaya hidup berperan besar terhadap terjadinya kegemukan berlebih itu namun para ilmuwan mengatakan mereka berhasil mengenali bakteri yang mungkin memicu obesitas.

Riset yang dilakukan oleh Prof.Zhao Liping dan timnya dari Shanghai's Jiaotong University, China, itu menunjukkan ada tikus yang secara cepat menjadi gemuk ketika mereka terpapar mikroba yang terkait dengan obesitas.

Dalam pernyataan persnya, Zhao mengatakan hasil risetnya bisa menjadi "kunci bukti empirik dari penyakit kronik usus". Sebuah teori yang mengindikasikan disbateriosis enterik sebagai faktor kunci yang menyebabkan kegemukan atau diabetes pada manusia.

Dalam risetnya, para ilmuwan mengisolasi bakteri yang disebut enterobacter yang ditemukan pada usus pria obesitas berbobot 174 kilogram. Pria tersebut berhasil menurunkan berat badannya sampai 53 kg setelah melakukan program intervensi. Pria tersebut mengadopsi pola makan tinggi biji-bijian utuh, makanan tradisional Cina, serta probiotik.

Setelah menjalankan program penurunan berat badan, bakteri enterobacter dalam usus pria tersebut tidak terdeteksi lagi. Pria itu juga tidak menderita hipertensi dan hiperglikemi lagi.

Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Chicago juga mendukung konsep pengendalian pertumbuhan bakteri usus untuk membantu menurunkan berat badan. Studi lain menunjukkan minuman dengan pemanis memicu pertumbuhan bakteri jahat di usus.

OBESITAS DAN KEJANTANAN                                                                      

                 Menimbun lemak tidak hanya buruk untuk tubuh Anda, tapi juga untuk otak. Menurut peneliti di Carnegie Mellon University, otak pria obesitas bekerja lebih keras dibandingkan mereka yang berat badannya normal untuk mendapat hasil yang sama.

Peneliti menanyai 29 orang untuk melihat hubungan antara bagian-bagian otak yang bertanggung jawab dengan memori dan pengambilan keputusan pada orang gemuk, tapi berfungsi normal pada orang dengan berat rata-rata.

Demikian penjelasan dari penulis studi Timothy Verstynen, Ph.D., seorang profesor di Carnegie Mellon University seperti dikutip laman menshealth, Senin (29/10).

"Kondisi itu bisa disebabkan tekanan darah yang tinggi dan peradangan pada obesitas, yang mengiritasi sistem komunikasi di otak, yang membuatnya sulit untuk menyampaikan pesan," ujar Verstynen.

Ini seperti saat otak pria mencoba melakukan panggilan ketika saluran telepon sedang turun. Berikut tiga akibat kegemukan dan makan makanan berlemak yang bisa mengacaukan otak pria:

1. Ini membuat kejantanan pria berkurang

Ucapkan selamat tinggal kepada Testosteron Anda jika Anda obesitas.Pada penelitian 2012 di urnal Clinical Endocrinology menemukan bahwa tingkat hormon testosteron pada remaja obesitas adalah 40 sampai 50 persen lebih rendah dibandingkan pria yang sehat pada usia yang sama.

Hal ini disebabkan sel-sel lemak yang bisa mengubah testosteron menjadi estrogen dan mengganggu otak yang memproduksi banyak testosteron. Rendahnya tingkat hormon bisa melakukan segalanya dari meniadakan kehidupan seks Anda dengan menurunkan libido Anda hingga melemahkan otot Anda.

2. Membuat pria bermasalah

Studi pada 2010 terhadap 58 ribu orang menemukan bahwa obesitas meningkatkan risiko depresi pada 55 persen responden. Obesitas menyebabkan peradangan yang bisa menyebabkan depresi dengan rusaknya sirkuit di otak. Siapakah pelakunya? Makanan cepat saji. Menurut laporan Public Health Nutrition pada 2012, 25 persen pemakan makanan cepat saji cenderung lebih dari 50 persen kemungkinanya menderita depresi.

3. Menyebabkan demensia

Gemuk di usia pertengahan berarti membuat pria bisa empat kali mengembangkan demensia ketika tua nanti. Hal itu menurut penelitian 2011 yang tercantum di jurnal Neurologi. Peneliti melacak berat 6.400 pria di atas 65 tahun dan menemukan hubungan antara mereka yang obsitas dan mengalami demensia. Obesitas diyakini menyebabkan peradangan yang bisa membunuh bagian dari sirkuit otak yang dibutuhkan untuk mengingat.