MASTURBASI

Masturbasi, onani, atau rancap adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan sesuatu objek atau alat, atau kombinasinya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat pula dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain.
Hewan tercatat juga melakukan masturbasi, baik di alam maupun dalam pemeliharaan.

Ganbar wanita Jepang sedang melakukan masturbasi

Masturbasi pria yang dilukiskan Édouard-Henri Avril.
 
Etimologi
Istilah netral (dalam bahasa Indonesia) "masturbasi" dipinjam dari bahasa Inggris, masturbation. Ada dua versi etimologi untuk kata ini. Yang pertama adalah dari kata bahasa Yunani, mezea (μεζεα, bentuk jamak untuk penis) atau dari gabungan kata bahasa Latin, manus (tangan) dan turbare (mengganggu). Versi lainnya adalah gabungan dari kata Latin manus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti "mempermainkan [penis] dengan tangan". Dalam bahasa Melayu, kegiatan masturbasi dikenal sebagai merancap, namun kata ini dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia jarang dipergunakan lagi. Akibat masturbasi dalam kultur Indonesia dianggap tabu dibicarakan secara terbuka, kata-kata kiasan sering dipakai untuk menyebutkan tindakan ini, seperti "mengocok", "main sabun", dan sebagainya.

Kontroversi masturbasi

Pada banyak masyarakat hingga abad ke-20 masturbasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi "penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka. Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berwujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.
Berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, tumbuh rambut pada tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri. Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada sanggama.
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
Aktivitas seks berupa marsturbasi yang dilakukan dengan pasangan dinamakan masturbasi mutual di mana masing-masing saling merangsang dan saling bermasturbasi atau dengan saling melihat bermasturbasi.
Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita bisa dengan bebas mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi sanggama, sepanjang kontak dengan kelenjar Cowper atau lubrikasi vaginal pasangan dihindari, khususnya jika mempunyai goresan atau luka terbuka.


Efek Samping Onani

http://xanggatoenkx.files.wordpress.com/2009/05/onani.jpg



Dampak fisik onani sampai sekarang belum ditemukan efek yang membahayakan.
ada yang mengatakan onani menyebabkan kemandulan, ejakulasi dini, impoten, dll itu semua hanyalah mitos.

Onani seperti halnya melakukan hubungan intim, frekwensi pengeluaran sperma saat onani juga sama.
Hanya yg membedakan tidak ada pemanasan.

Saat berhubungan badan, adanya pemanasan memberikan estimasi kekuatan yg terukur.
Misalnya bangun pagi langsung mandi, tubuh akan terasa kaget. Mungkin hal ini bisa disamakan dengan onani.
Dengan kondisi badan yg tidak fit, tapi hormon dikeluarkan secara paksa yg terjadi adalah badan langsung lemas.
Capek, lemas, tapi sering onani disertai konsumsi gizi yg tidak cukup yg secara tidak langsung memberikan efek samping tersebut.

Yg benar benar dampak buruk onani adalah dampak psikis. Hal ini akibatnya sangat fatal. Bisa menimbulkan
gangguan jiwa seperti fobia mendekati perempuan, merasa diri berdosa, cepat marah, dll.
Bila dibiarkan terus menerus dapat menjadi permanen. Kondisi ini dialami juga oleh wanita.
Bila pada pria kasus ini sering didapati pada usia yg masih remaja, pada wanita berbeda karena terjadi saat sudah dewasa.
Mungkin karena tidak mendapat kepuasan dari suami, selalu lama mendapat orgasme. Sampai kasus frigid yakni tidak bergairah secara sexual.

Onani itu bisa bikin banyak jerawat, gampang keringetan walaupun di saat makan, gampang capek,
bikin kurus, bikin banyak air liur n sering muncrat kalo lg ngomong (kumur2), pendengaran agak tuli (budek)
dan membuat kita malas berbuat & berpikir, serta kalau udh menikah bisa melahirkan anak yg cacat mental (idiot) dan masih banyak lagi dampak negatifnya.
Oleh karena itu segeralah berhenti dari kebiasaan IbLiz tersebut.

Jadi dampak negatif onani lebih ke psikis dari pada fisik. Sehingga disarankan jangan terlalu sering onani.
Biasakan jgn sering di dalam kamar, atau mengurung diri. Banyak aktifitas, seperti olahraga, bermusik, berkumpul dengan teman teman seprofesi, dll.

Kalau bisa diimbangi dengan olahraga dan makan bergizi. Pikiran sehat dan aktifitas bisa mengurangi onani.
Dan walaupun hormon harus dikeluarkan, paling tidak kondisi badan masih fit, sehingga tidak mengganggu rutinitas keseharian anda




Manfaat Masturbasi Bagi Kesehatan 
. Masturbasi merupakan salah satu praktik seks yang terbilang aman. Jika dilakukan dengan benar, maka masturbasi bisa memberikan efek yang positif bagi kesehatan tubuh. Apa saja itu?

"Masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat, aman serta tidak berbahaya," ujar Gloria Brame, PhD, seorang seksolog klinis, seperti dikutip dari Menshealth.
Berikut ini 5 manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika melakukan masturbasi secara teratur dan tidak berlebihan yaitu:
1. Mencegah kanker
Sebuah studi yang dilakukan peneliti Australia tahun 2003 menemukan laki-laki yang ejakulasi lebih dari 5 kali dalam seminggu maka kemungkinannya sepertiga kali lebih kecil untuk mengembangkan kanker prostat.

Salah satu peneliti mengungkapkan racun penyebab penyakit ini yang ada dalam saluran urogenital akan keluar dari sistem tubuh ketika seseorang melakukan masturbasi hingga mencapai ejakulasi.

2. Membuat penis lebih keras saat ejakulasi
Secara alamiah penis akan kehilangan ototnya seiring bertambah usia. Namun dengan melakukan seks atau masturbasi secara teratur akan melatih otot-otot panggul dan bisa mencegah disfungsi ereksi serta inkontinensia, sehingga penis menjadi lebih keras saat ejakulasi.

3. Membantu bertahan lebih lama
Ava Cadell, PhD selaku pendiri loveologyuniversity.com menuturkan melakukan masturbasi bisa melatih diri untuk mengetahui berapa lama seseorang bisa mencapai orgasme. Dengan melakukan masturbasi secara teratur maka seseorang bisa melakukan kontrol lebih baik dan tahan lama.

4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Ejakulasi diketahui meningkatkan kadar hormon kortisol yang sebenarnya juga bisa membantu mengatur dan menjaga kekebalan tubuh dalam dosis kecil, dengan begitu masturbasi bisa menjadi salah satu pilihan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

5. Meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik
Masturbasi membantu mengeluarkan zat kimia di saraf otak yang membuat seseorang merasa lebih baik yaitu dopamin dan oksitosin, kedua zat kimia ini akan meningkatkan semangat dan kepuasan seseorang sehingga suasana hatinya menjadi lebih baik.


9 Mitos Seputar Masturbasi (Onani)
 
 
Masturbasi telah diketahui dapat menawarkan manfaat bagi kesehatan dan bahkan dapat mencegah kanker prostat pada pria. Tetapi masturbasi masih dianggap tabu di kalangan masyarakat karena percaya terhadap berbagai mitos yang beredar tentang masturbasi.

Masturbasi yang dapat bermanfaat bagi kesehatan adalah jenis masturbasi sehat, yang dalam prakteknya tidak berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, misal pekerjaan, hubungan dengan pasangan, dan kondisi mental seseorang hingga menyebabkan kecanduan atau gangguan seksual lainnya.

Seperti dilansir empowher, Selasa (9/10/2012) berikut 9 mitos seputar masturbasi yang banyak dipercayai:

Mitos 1: Masturbasi hanya untuk remaja
Kebanyakan orang mempercayai bahwa masturbasi hanya dilakukan oleh remaja yang belum menikah dan tidak dapat menyalurkan hasrat seksualnya.

Tetapi sebenarnya masturbasi adalah kegiatan seksual seumur hidup yang dapat dilakukan oleh siapa saja pada usia berapapun. Survei menunjukkan bahwa sekitar 70-95 persen pria maupun wanita dewasa melakukan masturbasi.

Mitos 2: Masturbasi menyebabkan kebutaan, jerawat, rambut rontok, kelelahan kronis, telapak tangan berbulu atau kanker.
Hal ini tidak benar, bahkan dokter menyatakan masturbasi memiliki manfaat medis seperti meringankan stres, insomnia, sakit kepala, dan kram menstruasi.

Mitos 3: Masturbasi tidak banyak memberikan manfaat dibanding seks yang sebenarnya
Ketika orang melakukan masturbasi, dirinya dapat benar-benar terangsang dan dapat pula mengakibatkan orgasme. Dari perspektif kesehatan, masturbasi dapat memberikan manfaat nyata seperti melakukan seks.

Mitos 4: Orang-orang yang sudah menikah tidak perlu masturbasi
WebMD melaporkan bahwa orang yang telah menikah justru lebih sering melakukan masturbasi daripada orang yang masih sendiri. Hal ini mungkin ditemukan pada kasus suami istri yang tinggal berjauhan atau orang yang ingin meningkatkan kemampuan hubungan seks dengan pasangan dan melakukan masturbasi sebagai latihan.

Mitos 5: Pria harus masturbasi, wanita tidak

Sementara statistik memang menunjukkan bahwa masturbasi kebanyakan dilakukan oleh pria dibanding wanita. Tetapi salah jika ada anggapan bahwa untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, pria diharuskan untuk masturbasi.

Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki nafsu biologis dan masturbasi adalah pilihan masing-masing orang, sehingga tidak ada aturan bahwa pria harus masturbasi sedangkan wanita tidak boleh melakukannya.

Mitos 6: Masturbasi memperburuk seks yang sebenarnya
Hal ini salah, karena para ahli percaya bahwa masturbasi dapat membantu membuat seks menjadi lebih baik dan bukannya lebih buruk. Dengan masturbasi, Anda dapat menemukan sendiri titik-titik pada tubuh yang lebih sensitif terhadap rangsangan dan katakanlah pada pasangan Anda agar dapat mewujudkan seks yang lebih baik hingga mencapai orgasme.

Mitos 7: Masturbasi hanya dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan psikologis
Masturbasi bukan hanya dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan psikologis, seperti antisosial, gemar menonton video porno, atau ketagihan seks. Tetapi orang-orang dengan psikologis yang sehat juga dapat melakukan masturbasi.

Mitos 8: Masturbasi menyebabkan penyakit menular seksual (PMS)
Mitos ini tentu keliru karena PMS hanya dapat menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit atau transmisi cairan tubuh dari pasangan yang terinfeksi.

Mitos 9: Sering masturbasi mempengaruhi kesuburan seorang wanita atau produksi sperma pria.
Masturbasi yang sehat adalah praktik seksual yang benar-benar aman dan tidak memiliki dampak negatif pada fungsi reproduksi.